Telah lama kita bersama
Dalam sebuah tumpuan ilmu
Mari kita kenang bersama
Akan jasanya seorang guru
Jasa guruku tak terhingga
Aku tak akan melupakannya
Banyak ilmu yang kudapatkan
Jasanya kuingat sepanjang masa
Banyak sudah pengorbanannya
Untuk kemajuan kita bersama
Jangan sampai kita merasa
Semua itu akan sia-sia
Mari-mari kita doakan
Agar dosa guru diampunkan
Jasanya diberikan pahala
Akhirat sana ALLAH bahagiakan
(Jasa Guru – Hawari)
Sungguh manis ilmu yang telah guru berikan. Betapa bermanfaatnya pengalaman hidup yang telah guru bagikan. Luar biasa berpengaruhnya nasihat-nasihat yang guru wariskan, dalam proses pendewasaan kita sebagai individu. Sehingga benar sekali ungkapan bait lagu yang dibawakan oleh tim nasyid Hawari, bahwa ‘jasa guru tak terhingga !’.
Menjadi seorang warga negara Indonesia, merupakan takdir yang sudah ALLAH tetapkan. Tetapi menjadi seorang warga negara, di sebuah negara yang berpenduduk mayoritas muslim, merupakan sebuah keberuntungan. Indonesia yang berstatus sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, dianugerahi corak keislaman yang sangat beragam. Keragaman tersebut, yang membuat pikiran kita pada akhirnya lebih terbuka dalam memaknai hakikat dakwah. Bahwa dakwah Islam memang menuju ALLAH yang satu, tetapi pendekatannya itu lebih dari satu. Sangat beragam.
Keberagaman pendekatan dakwah yang paling konkret ialah dalam hal bermuamalah, khususnya dalam cara kita menghormati seorang guru. Ada sebuah budaya positif yang berkembang di kalangan umat muslim Indonesia, mengenai adab kita menghormati orang yang berilmu/orang yang lebih tua; yaitu mencium tangan. Budaya ini baik adanya. Apalagi mencium tangan seorang guru, bisa menjadi salah satu cara kita mengekspresikan kecintaan kita terhadap orang yang lebih berilmu. Dan inilah pesan sederhana yang ingin coba Islam sampaikan. Bahwa asas penghormatan kita adalah cinta, dan bukan karena rasa takut. Bahkan rasul bersabda:
‘Bukan termasuk golongan kita, orang yang tidak menyayangi generasi muda, dan tidak menghormati generasi tua (H.R. Tarmidzi)’
Betapa besar peran guru dalam kehidupan kita. Tanpa kita sadari, guru ikut membentuk kepribadian kita. Tanpa kita sadari, guru ikut menentukan pergaulan kita untuk selalu bergaul dengan orang-orang shalih. Tanpa kita sadari, guru ikut menentukan pekerjaan kita, menggeluti pekerjaan yang mulia dan terhormat. Dan mungkin, banyak pencapaian besar dalam hidup kita, yang tidak terlepas dari doa guru.
Banyak sekali tindak kriminal di Indonesia, yang lahir dari minimnya seseorang dalam mengenyam dunia pendidikan. Entah itu pendidikan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, maupun pendidikan karakter. Sungguh mulianya menjadi seorang guru. Dan bait terakhir lagu jasa guru, merupakan pesan baik yang harus kita maknai dan praktekkan dalam hidup keseharian:
‘Mari-mari kita doakan, agar dosa guru diampunkan, jasanya diberikan pahala, akhirat sana Allah bahagiakan..’.
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2015/03/30/66663/memuliakan-guru/#ixzz5jLsKj4W2
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook
Tidak ada komentar:
Posting Komentar